Yang Tak Terungkap (Prolog)

Aku menulis ini di teras rumah ketika hujan turun dengan derasnya, sembari menghisap asap rokok yang mungkin saja kau benci meski tak pernah kau utarakan padaku saat kita pergi bersama atau sedang duduk bersebelahan saat bersama mereka, teman, kawan dan sahabat kita, sama seperti rasa ini yang tak pernah terungkap padamu hingga saat ini, saat aku berani menulis hampir semua yang mampu kuingat tentangmu, tentang kita, ah ya, banyak yang ingin kukatakan padamu selama ini, saat kita bercanda, bercerita, atau bahkan saat kau membagi kisah kesahmu tentangnya, tentang masa lalu yang hampir saja terlewati tanpa kita mau mengenal lebih dekat satu sama lain, yang membuatku tak tahan untuk tidak mengejekmu, tapi lidahku terlalu kelu. Ya, ini tulisanku tentang siapa dirimu selama ini untukku, meski pada akhirnya aku tak memilikimu. Sama seperti hujan yang turun malam ini, dimana esok pasti akan habis terserap bumi, menyisakan wangi tanah yang sungguh membuatku menghelanya dalam-dalam seperti yang pernah kukatakan padamu kesukaanku, aku ingin tulisan ini hanya menyampaikan yang tak pernah kuungkap padamu lalu menghilang dan menyisakan sebuah kenangan saat kau menghirup wangi tanah basah setelah hujan. Jika semua tulisan ini tak tersampaikan padamu atau bahkan ketika kau membacanya dan tak mampu menyadari bahwa kaulah yang aku tulis, maka biarlah ini tetap menjadi sebuah kata yang tak terungkap.

Share:

Bersambung

Ada hal-hal lucu yang ane rasa waktu ane liat dan baca lagi postingan ane di blog lawas ane, ada banyak juga yang ane rasa udah berubah dari diri ane sendiri, kalian pasti liat juga kalau kalian baca blog ane ini, dari tata bahasa saja ane rasa banyak yang berubah, bahkan kadang bikin ane ketawa sendiri kayak orang gila... Hahaha...

Emang banyak yang berubah dari kehidupan ane, ane ngerasa banyak imajinasi dan kreativitas ane yang kadang hilang sesaat... Bahkan banyak batasan yang ane sendiri ga tau kenapa ada, dulu ane seneng banget nulis, mungkin emang karena ga ada kerjaan, yah desakan hidup juga sih gaes... Kalo kalian seangkatan ane, pasti udah ngrasain ada banyak yang hilang dari diri ente entah karena terbatas atau apa, dan kadang kangen sama diri ente yang dulu, iya kaga? Mungkin wajar bro, karena kita udah tertuntut buat lebih bisa bijak... Haha...

Tapi begitulah hidup kalau orang tua bilang... Semakin kita terdesak, semakin kita kehilangan apa yang ada pada diri kita sendiri... Contoh nyatanya, waktu ente dikejar anjing men, rasa lelah ente hilang karena desakan rasa ketakutan ente digigit anjing... Hahaha... So, tinggal kitanya aja gimana cara menikmati hidup itu sendiri, think positively, misalnya pas ente dikejar anjing, sisi positifnya ente joging tanpa sadar... Hahahhahahahhahah...

Ini tulisan kacau banget, sumpah... Mungkin ane emang masih lagi dan lagi cari jati diri lagi... Bhah, merasa tua ane... Hahhaa... MERDEKA!!!!!

Share:

Srau, Perawan dari Pacitan



Pantai Srau mungkin masih terdengar asing jika dibandingkan dengan Pantai Teleng Ria yang sama-sama terletak di Kabupaten Pacitan. Namun soal keindahannya, pantai ini berani diadu dengan tetangganya tersebut. Srau menawarkan begitu banyak pesona alam yang akan memanjakan setiap wisatawan yang datang. Pantai yang tergolong masih perawan karena masih jarang dikunjungi para wisatan ini memiliki pemandangan pantai yang sangat indah, pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi, hamparan pasir putih nan bersih, bukit-bukit yang hijau, dan deburan ombak yang besar dan keras serta berirama khas pantai selatan yang lansung berhadapan dengan samudra luas.

Selain dapat menikmati deburan ombak dipinggir pantai atau menikmati halusnya pasir pantai, kita dapat menikmati panorama pantai dari atas bukit. Di salah satu bukit terdapat jalan setapak yang biasamya digunakan warga sekitar untuk mencari pakan bagi ternak mereka. Diatas bukit tersebut terdapat gubuk sehingga sembari beristirahat kita dapat melihat dengan bebas keindahan pantai dan birunya samudra tanpa terhalangi oleh tebing atau tanaman apapun. Bukit-bukit dipantai seakan membagi Srau menjadi 3 bagian yang mana memberi pesona yang berbeda-beda sehingga membuat para wisatawan betah berlama-lama menikmati indahnya pantai.

Kondisi pantai yang sepi seakan-akan membuat kita menjadi pemilik dari pantai nan indah ini. Kita dapat menikmati deburan ombak saat menerjang karang, angin pantai dan teriknya matahari dengan khitmat tanpa harus kuatir mengganggu wisatawan lainnya. Srau adalah pantai yang wajib untuk dikunjungi karena menyimpan berjuta pesona yang sayang untuk dilewatkan.

Share:

Koreksi Diri Sendiri?

Yeah... Ungkapan yang mungkin sering banget ente-ente denger atau bahkan ente ucapin? Hahahayo ngaku!!! Yang jelas, ane sendiri g pernah ngerti cara koreksi diri sendiri... Ada yang mau ngasih tau gimane caranya?

Jadi gini... Ane punya keyakinan, orang yang ngucapin kalimat di atas adalah orang - orang yang putus asa buat nyari pemecahan dari masalah yang dia hadapi, kasus kalimat ini sering banget terjadi sama sepasang kekasih... Hadheh... Menurut ente aneh ga sih kalimat di atas? Kaga ye? Ya mungkin karena sifat dasar kita yang memalumkan segala hal apa lagi hal sesepele ini... Gini aje, ane kasih contoh :

Ceritanya ada seorang manusia di yaumul hisab sana sedang diadili sama Tuhan :
Tuhan : "Kamu terlalu banyak dosa"
Manusia : "Iyakah, Tuhan?"
Tuhan : "Kamu masih mau mengelak?"
Manusia : "Sebentar Tuhan, saya koreksi diri saya sendiri."
Tuhan : "???"

Hahahaha... Terlalu aneh ya contohnya? Ok, gini aje, ada soal yang dikasih guru ke muridnya, lalu guru itu menyuruh muridnya untuk mengoreksi benar atau salahnya jawaban si murid atas pertanyaan gurunya tadi, aneh kan? Si murid ini sepertinya bakalan frustrasi berat, dia hrs baca apa yang gurunya baca, harus sekolah setinggi gurunya sekolah baru dia bisa mengkoreksi jawaban dia sendiri, aneh kan? Aneh, si murid butuh waktu yang mungkin gurunya sudah lupa soal yang guru itu berikan ke murid tadi... Kecuali koreksi tersebut dilakukan oleh si guru, lalu si guru memberi tau kesalahan si murid, lalu si murid ini tadi berdiskusi saling koreksi dengan murid lainnya, hasilnya mungkin saja emaejing...

Jadi, ayolah... Koreksi diri sendiri itu lebih susah dari pada ente cari solusi dari masalah ente... Kenapa kita harus capek koreksi sedang kita bisa cari solusi? Karena koreksi itu bukan solusi, tapi bagian dari solusi, proses lebih tepatnya... Ente ngerti yang ane omongin? Kaga? Sama... Hahahahahaha.... Ahsu dahlah... Bahan bakar mulai habis broh... MERDEKA!!!!

Share:

Sesuatu Yang Baru

Hai lagi teman... Hahaha... Setidaknya, kalimat itu yang harus ane ucapin buat blog semrawut ini, entah udah berapa dasawarsa blog ini ane tinggalin, ga terupdate sama sekali, ane telantarin, dan hampir aje ane lupain, tapi semua berubah ketika negara api menyerang... Hahaha...

Men, ane kemaren-kemaren nyoba buat ga kenal dunia maya sedekat dulu, tapi ternyata ane kangen juga sama semua hal tentang si maya ini. Ane ngerasa kehilangan temendikala susah ane... :hammer:
Disamping karena kesibukan ane sebagai public figure, ngahahaha... juga karena malesan mungkin juga, tapi yah, sampai lagi ane dimari... Blog buluk yang sempet jadi best prend ane beberapa tahun yang lalu... Mungkin ane bakalan acak-acak lagi blog ini, atau entah bijimane nanti ane manage nih blog, sudahlah, ane kehabisan ide ... Hhahahahasyu...
Share:

Dont Be a Bitch, Girl !!!

Mari saya artikan. Eheheheh...

Lama tidak update blog ini saya, dan inilah saya, datang dengan cara pandang berbeda tanpa mengubah sudut pandang saya, bahasa yang berbeda juga.

Sekalinya update, mungkin saya akan dicap mendiskreditkan wanita atau mungkin profesi pelacur, tapi apalah itu terserah penafsiran dari kalian, sudah saya katakan bahwa sudut pandang saya tidak berubah, jadi ini dari pemikiran saya, anda berpikir lain? Itu urusan kalian.

Jangan jadi pelacur adalah hal pertama yang ingin saya jadikan judul pada posting pertama setelah vakum beberapa saat. Kenapa? Karena saya merasa miris saja dengan tingkah anak muda jaman sekarang. Bukan hanya para laki-lakinya saja, tapi juga wanitanya.

Kemarin saya diceritakan ada seorang wanita (Cewek) ditertawakan karena masih menjaga Virginitasnya, aneh menurut saya, ini sungguh memprihatinkan, kenapa perawan malah ditertawakan? Oleh wanita-wanita lainnya. Damn... Ini bodoh kawan, sungguh sangat goblok, dan terkesan wanita-wanita itu seperti bajingan, see? BAJINGAN, mungkin kata yang tidak etis, tapi dengan itu saya menyebut mereka, jika kalian para wanita tersinggung, berarti anda seperti mereka, seperti wanita-wanita yang saya bicarakan.

PELACUR, wanita mana yang mau disebut pelacur? Bahkan mungkin seorang pelacur sungguhan pun tidak mau disebut dengan panggilan itu. Singkatnya, wanita kebanyakan saat ini secara tidak langsung menjadi pelacur, bagaimana bisa? Ada beberapa orang wanita yang mungkin berani menceritakan kepada saya pengalaman pribadinya, tentang pacar mereka, tentang pernah atau tidaknya mereka melakukan hubungan sex, ya, sex bebas, bisa diartikan seperti itu.

Saya : "Kenapa kamu lakukan?"
Teman : "Karena aku sayang dia."

OK, alasan klise anak muda jaman sekarang, lalu beberapa bulan kemudian merekapun putus, tidak lagi menjadi pasangan "Pacar" yang mesra sampai ke ranjang. Hahaha... Kenapa saya tertawa? Karena memang patut ditertawakan. Lalu si wanita ini memiliki lagi seorang pacar, melakukan hubungan sex lagi seperti yang pertama. Ketika saya tanya lagi mengapa dia melakukannya, jawabannya tetap sama dan mungkin ada penambahan "blahblahblah dan dia juga sayang aku." Saya terkesima, sungguh, lalu beberapa bulan kemudian, mereka putus lagi, ok, skip, tiga kali bertuut-turut seperti itu, saya mungkin sudah malas untuk bertanya kenapa dia melakukan hal itu, karena saya tahu benar jawaban apa yang akan keluar dari dia. Tak pantaskah jika saya menyebut orang-orang seperti ini pelacur? Atau mungkin lebih rendah daripada seorang pelacur? Bagaimana tidak? Seorang pelacur mengerjakan profesi ini mungkin karena himpitan ekonomi, alasan yang klise lagi, hanya saja menurut saya, pelacur paling tidak mendapatkan hasil dari hubungannya dengan seorang laki-laki meski hanya semalam, yah, anda taulah mungkin tarifnya bervariasi. Tapi tidak begitu dengan wanita-wanita seperti diatas, mereka hanya dibayar dengan "Rasa Sayang" yang saya yakin mereka belum memahami deskripsi dari apa itu "Sayang" dan arti dari sebuah kepercayaan.

Kadang saya berfikir terlalu berlebihan, jika sudah seperti itu, saya merasa takut dan kadang muak, adik saya seorang calon wanita, saya takut membayangkan betapa pergaulannya nanti akan sangat berbahaya. Pergaulan saat ini sudah melewati batas, sangat melewati batas.

Tubikontinyu....
Share:

Waktu, jarak dan hidup

Bagaikan menyulam kain perca, menyatukan satu dengan yang lainnya, dengan jarum dan benang, setiap sulaman, hanya akan ada satu tusukan jarum dan satu lilitan benang, kulakukan itu semua. Mengesampingkan segala sesuatunya, tapi, jika sebuah waktu berdetak labih cepat, apa daya tanpa kuasa?

Mencoba membuat selimut yang hangat, tapi waktu ternyata sudah mulai malam, dingin, dan selimutpun kembali hancur terkoyak jarak.

Sepi lagi dalam semarak.

Pedih, ya, hidup ini, terasa perih dalam manis, kembali lagi riang dalam tangis.

Menggenggam sebuah asa untuk benar-benar menancapkannya dipuncak bukit, tapi asa menghilang tanpa kait.
Share: